Rabu, 26 Mei 2010

Zikir Solusi Mencapai Ketenangan Bathin

sember: Quantum Dakwah oleh H. Tata Sukayat, M.Ag

Para Ilmuwan menyebut abad ke-21 ini sebagai The age of anxiety or restless,  abad penuh kegelisahan, kecemasan, perang antarsuku dan bangsa semakin menjadi-jadi, resesi ekonomi melanda seluruh lapisan masyarakat, ledakan penduduk semakin tak terkendali dan pencemaran lingkungan menjadi ancaman kehidupan. Di sisi lain penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama nyaris ditinggalkan oleh manusia, bahkan yang paling parah menjamurnya berbagai penyakit yang sulit diobati.
Kondisi tersebut jelas telah menimbulkan beban psikologis bagi kehidupan masyarakat. Akibatnya masyarakat menjadi serba salah, hati menjadi resah dan gelisah, jiwa terasa hampa dan merana, semangat hidup tiada dan enggan berkarya, bahkan yang paling parah munculnya berbagai penyakit psikomatis, penyakit kejiwaan yang dapat mematikan seluruh umat manusia secara perlahan dan mengerikan. Naudzubillai min dzalik.
Lalu bagaimanakah solusi yang terbaik menurut Islam untuk mencapai ketenangan hidup ini? sebagai jawabannya adalah Zikir Solusi Terbaik Mencapai Ketenangan Bathin dengan rujukan surat ar-Ra'du ayat 28,
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Alloh. ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram".
Maksudnya, ayat tadi mengandung suatu informasi bahwa dengan mengingat Allah hati akan tenang dan jiwa akan tenteram, mengandung isyarat diantara terapi yang potensial untuk mencapai ketenangan dan ketenteraman hati yang hakiki serta mendapat ganjaran apabila kita lakukan, yaitu berupa zikir kepada Allah SWT. Dengan kata lain apabila kita mndambakan rasa tenang dan tenteram, maka dekatilah Dia yang Maha Tenang dan Maha Tenteram agar mengkristal sifat-sifat itu ke dalam jiwa kita. Bagaimana caranya? yaitu dengan zikir, zikir dan zikir. Lalu benarkah zikir dapat menenangkan dan menentramkan hati jika kita uji dengan pendekatan sains yang empiris? sebagai jawabannya, seorang peneliti bernama Eva Naila Hadi melakukan serangkaian wawancara secara mendalam mengenai motivasi, penghayatan dan manfaat melakukan zikir kepada suatu kelompok pengamal zikir di Cilandak, Jakarta. Ternyata, hasil penelitian menunjukkan bahwa para pengamal zikir pada umumnya lebih merasa tenang dan tentram setelah berzikir. Bahkan Ratna Juwita seorang peneliti masalah kejiwaan menyatakan, bahwa zikir mempunyai pengaruh relaksasi yang signifikan bagi pengamalannya terutama untuk ketenangan bathin.
Dengan demikian dari dua hasil penelitian tersebut dapat kita simpulkan bahwa zikir secara empiris terbukti dapat menghilangkan rasa cemas dan gelisah yang dapat menghantui kehidupan kita. Sedangkan kalau rasa cemas dan gelisah sudah hilang, kita akan mampu mengendalikan diri, kita tidak mudah prustasi dan mempunyai energi serta motivasi untuk bekerja dan berkarya. Lalu bagaimana mekanisme zikir yang baik untuk mencapai ketenangan bathin? kita reningkan firman Allah dalam surat al-A'raf ayat 205,
"Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu, dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah".
Pada ayat tersebut terdapat kalimat Wadzdzkur Robbaka dari segi bahasa, kalimat tersebut merupakan amar  atau suatu perintah, sedangkan kaidah Ushul Fiqh menyatakan: "Pada asalnya suatu perintah adalah wajib"
Dengan demikian zikir, mengingat, menyebut serta mengagungkan Asma Allah  adalah wajib bagi umat Islam. Selain itu, berdasarkan ayat tersebut menurut Muhammad Sulaiman Al-Asqari dalam Zubdatut Tafsir Fathil Qodir, Allah menjelaskan terdapat empat cara dalam berzikir agar kita menggapai ketenangan bathin.
1. Hendaklah kita berzikir dengan cara sir atau tersembunyi, menghadirkan-Nya dalam hati untuk mengagungkan Allah.
2. Hendaklah dalam berzikir kita bersikap rendah hati, tawadhu', bersimpuh di hadapan Allah, merasa takut dan tidak bersikap sombong atau angkuh kepada-Nya.
3. Waktu yang tepat untuk berzikir adalah sejak pagi sampai petang, dari petang sampai pagi. Dengan kata lain, zikir tidak terbatas oleh waktu dan situasi, selama ada waktu disitu harus berzikir
4. Hendaklah ketika berzikir tidak dengan suara lantang seperti suara orang marah, dan tidak merengek seperti orang menangis tapi pertengahan antara keduanya.
Dari uraian tersebut nampak jelas bahwa zikir yang dilakukan secara terus menerus dengan penuh khidmat dan khusyu' akan membawa nuansa hati sanubari kita senantiasa dekat dengan Allah, berkembanglah kecintaan yang mendalam kepada Allah sehingga secara psikologos zikir semakin mengembangkan penghayatan kehadiran Allah dalam diri dan kehidupan yang fana ini.
Jaminan bagi orang yang suka zikir ternyata bukan hanya mendapat ketenangan bathin, lebih dari itu Allah menjanjikan ampunan dan pahalayang ebsar bagi mereka yang senantiasa mengingat Allah sebagaimana terangkai dalam penggalan akhir surat al-Ahzab ayat 35,
'Sungguh, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala".
Demikian janji Allah bagi orang yang selalu berzikir baik dengan hatinya maupun dengan lisannya. Allah akan memberikan ampunan dan pahala yang besar yakni surga. Amin




Tidak ada komentar:

Posting Komentar